Baru kemarin ini, ada teman kantor yang dapat hadiah kejutan. Si ibu muda nan cantik biar sudah punya satu anak rupanya baru ulang tahun beberapa hari yang lalu-yang mahasiswa magang kaya gw ngga perlu repot-repot dikasih tau =p - Ceritanya, si teman ini diajak ngobrol sama teman yang lain di ruangan lain(yang kebetulan ruang tempat aku bekerja secara ruangan ini adalah tempat orang-orang nyepi buat ngerokok *sigh*), terus hadiah itu ditaruh di atas meja di depan monitor komputernya. She is a smoker too, though.
Beberapa saat kemudian, akhirnya dia menemukan hadiah itu setelah mengisap entah berapa puntung rokok. Dasar memang orangnya cablak dan agak kekanak-kanakan, dia meloncat-loncat senang dan kembali ke ruangan kami. Tentunya dengan senyum lebar di wajahnya. Berulang kali dia bilang "Ya ampun, ini pasti kerjaan lo yee!!" sama orang-orang di ruangan.
Ngomong-ngomong, memang di ruangan ini, semangat kerjanya sudah menipis mendekati jam setengah enam sore. Dan akhirnya mengundang orang-orang di luar ruangan datang buat sekedar main komputer atau ngobrol.
Yang ngga aku sangka, si ibu mulai menangis saking terharunya. Bukannya menangis menjadi-jadi sih. Cuma si ibu beberapa kali aku melihat dia mengusap matanya, mencegah air mata itu mengalir keluar. Wow... pikirku.
Ternyata, hadiah sederhana yang hasil patungan teman-teman sekantor ini bisa menyentuh hatinya. Dan bukan cuma itu, setelah euforia mendapat hadiah, adegan menyembunyikan tangis, membuka dan mencoba hadiahnya yang berupa blus dan jam tangan, dia terdiam.
Di sudut ruangan tempat mejaku berada, aku memperhatikan dia yang menatap kosong pada layar komputer. Sampai aku bertanya dia sedang melihat apa. Si ibu cuma tersenyum sambil menggeleng sedikit. Dan tahulah aku, dia masih merenungi kejadian tadi, bersyukur atas ulang tahunnya, atas teman-temannya, atas kehidupan. Setelah momen itu, dia kembali jadi dirinya yang biasa.
Kejadian itu meninggalkan bekas buatku. Karena aku ini termasuk orang yang selalu menunda hadiah ulang tahun. Bahkan tidak memberikan sama sekali. Tahun ini aku baru saja memberi kado yang telat 2 bulan setelah 3 tahun tidak memberi kado ultah buat sahabatku. Padahal dia tidak pernah absen tiap tahun. Bikin aku jadi malu sendiri dan bertekad tahun ini harus ngasih.
Dan baru aku sadar. Hadiah itu. Pemberian itu. Sebenarnya nilainya bukan apa benda yang kita berikan kepada si penerima. Tapi ada pada kepedulian kita kepada orang itu. Kepedulianlah yang membuat si ibu menangis dan termenung. Karena ternyata teman-temannya peduli. Kepedulian juga yang mendorong sahabat ngga pernah absen buat ngasih tiap tahun. Lalu di mana kepedulianku??
Pertanyaan yang susah dicari jawabannya. Mungkin aku memang kurang peduli pada dunia. Hanya terus memikirkan diri sendiri. Selalu tentang aku. Aku sadar dan belum tahu cara berubah. *sigh*
Lalu semalam tadi, aku mendengar lagu OST Laskar Pelangi. Sherina-Ku Bahagia. Lagu ini awalnya biasa saja. Reffnya
Walau makan susah
Walau hidup susah
Walau tuk senyum pun susah
Rasa syukur ini karna bersamamu juga susah dilupakan
Oh ku bahagia
Sampai si teman mengasosiasikan dengan kehidupan perkuliahan kami yang agak suram. Dan mengetikkan kalimat rasa syukur ini karna bersamamu juga susah dilupakan. Saya masih bercanda balik, ikut-ikutan mengganti lirik lagu dengan kehidupan kuliah yang 'susah'.
Terus malamnya, saya mengetik ulang kalimat itu sebagai status message di messenger sambil mendengar itu lagu. Tiba-tiba, saya tersedu-sedan. Secara sederhana, lagu itu benar-benar menggambarkan kita berdua. Dan benar-benar mengungkapkan rasa syukur aku karena sudah bersama dia melewati semua ini.
Sejenak, aku berusaha membayangkan. Bagaimana kalau kita ngga ambil jurusan yang sama? Di universitas yang sama? Sama sekali tidak bisa terbayang apa jadinya aku. Dengan siapa aku berada. Bahkan apa yang sedang aku lakukan detik ini.
Dan kalimat itu benar-benar nohok. Meliputi rasa syukur karena dalam susah maupun senang, dia selalu ada.
Dedicated to my bestfriend ever. Karena rasa syukur ini karna bersamamu sama sekali ngga akan gw lupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar