Kemarin ngobrol-ngobrol dengan teman lama, sembari perjalanan pulang dari restoran, di dalam mobil isi 6 orang.
Yang lain sedang seru bicara entah apa. Sementara aku dan dia, bicara dari hati ke hati. Mengejar ketinggalan selama kami tidak bertemu. Berbicara tentang perasaan.
Bagaimana rasanya menikah di usia muda?
Bagaimana perasaan yang masih tertinggal pada cinta di masa lalu?
Bagaimana menghadapi cinta yang telah mengakar dalam persahabatan?
Bagaimana dengan cinta lama yang terlupa?
Dan bagaimana melepaskan orang yang kita sayangi karena dia sudah menemukan yang dia cari selama ini?
Rasanya berjuta mengapa dan bagaimana kami bicarakan dalam perjalanan singkat itu. Kami mengaitkan si A, si B, si C, dan si D. Mereka jadi objek pembicaraan kami. Menyamakan. Lalu membedakan.
Bagaimana-bagaimana...yang tidak kami dapatkan jawabannya. Karena aku harus turun segera, dan melanjutkan perjalanan pulangku sendiri.
Aku ternyata tidak terlalu mengenalnya, dan kurasa dia juga tidak terlalu mengenalku.
Tapi aku selalu merasa beruntung mengenalnya. Dan percakapan itu, singkat tapi penuh makna. Bagai oase untuk hati ini, yang masih bingung mencari cinta.
Aku tersenyum. Aku bahagia.
Karena kamu. Karena kebersamaanmu dengannya, yang manis dan tulus bagai gula-gula.
Karena kamu dan dia, meyakinkan aku, akan cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar