11 Mei 2009

Coba ajak ngobrol sopir angkot

M01 jurusan Senen-Kampung Melayu

*Padahal sih awalnya iseng nanyain, "Bang, mobilnya baru ya?" dan dijawab...

"Begitulah neng....sekarang zaman serba susah. Kalau boleh saya ngomong, SBY itu a****g. Orang kecil kaya saya yang susah. Apalagi sekarang penumpang sepi. Gara-gara itu tuh." kata si abang sambil menunjuk gerombolan pengemudi sepeda motor.

Kemudian..

"BBM memang turun neng, tapi setoran ngga turun. Kata juragan, suku bunga bank ngga turun. Jadi pinjaman tetap mesti dibayar. Tapi pemerintah seenaknya nurunin tarif lima ratus, penumpang mana mau ngerti."

"Oh gitu..." gumamku.


07 jurusan IGI-Tanjung Priuk

*Lagi nunggu angkot depan komplek kantor, tiba-tiba angkot yang berlawanan arah muter balik, kosong.

Isenglah aku bertanya, "Muter bang?"

"Macet neng di depan, di sana(menunjuk arah mobil sekarang) juga macet. Seharian."

"Oh..." kataku. Memang kalau terjadi kemacetan, parah...secara jalan di situ cuma dua jalur, dan sering banget dilewati truk gandeng gede isi motor dua tingkat. Tau kan maksudku.

Kemudian, aku mengobservasi itu angkot. Perasaan mobilnya tau, tapi kok sopirnya ngga pernah liat.

"Bang, baru ya narik 07?"

"Dah lama neng."

"Perasaan baru liat aja." catatan : si sopir itu paling banter anak SMA, sebenernya sih dah cocok gw panggil dek. Hahahaha...
catatan lagi : jangan kaget liat anak kecil bawa mobil, kadang mereka malah jago (nyerempet) secara ngga ada takut2nya, pengalaman naik mobil angkot disetirin anak SMP soalnya, hahahaha...

"Kalau pagi abang saya yang narik, sore baru gantian."

"Oh.."

"Beginilah neng, kalau ada kerjaan mah mendingan kerja. Daripada jadi sopir angkot."


U23 jurusan Pulo Gadung-Lampiri

*Jalanan macet...ajak ngobrol si sopir.

"Kok sekarang sering macet ya bang? Parah lagi."

"Gara-gara lampu merahnya jadi cuma sebentar ijonya. Padahal yang dari arah lain dah ngga ada mobil. Polisi juga ngga mau peduli."

"Wahh...kalau macet gini bisa dapet berapa putaran bang?"

Beberapa kalimat kemudian, si sopir curhat..

"Coba ya neng, sehari satu mobil butuh bensin 30 liter. Kemarin bensin turun 1500, berarti pengeluaran buat bensin turun 45000. Coba kalau sehari itu ada 200 penumpang, tarif turun 500 rupiah, berarti pendapatan kita turun 100000, sudah tekor mbak."

"Hoo...tapi waktu sebelum BBM naik bisa tuh bang?"

"Kan BBM naik, setoran naik. BBM turun, setoran ngga ikut turun mbak."




*Got the lesson?


PS : Percakapan di atas telah dilebihkan dan dikurangi tanpa mengurangi makna berdasarkan ingatan si penulis =P

Tidak ada komentar: