The 5 Love Language

Inget waktu saya cerita soal Pulau Tidung? Nah, salah satu teman ngobrol saya malam-malam, si takapipi, sempat cerita soal Hans dan Shinta, and about their great love stories. Jadilah saya penasaran untuk coba baca cerita cinta mereka di sini.

Nah salah satu post dari sana menyebutkan soal The 5 Love Language. Jadi ternyata kita ini punya perbedaan tentang bagaimana rasanya dicintai. Ide soal lima bahasa cinta ini ada dalam buku Dr. Gary Chapman. Dan setelah baca sekilas, tertariklah saya untuk nanya sama om Google soal ini.




Ini dia keterangan lebih lengkap yang saya dapat dari web resminya.Lima bahasa cinta ini antara lain.

1. Words of affirmation
2. Quality time
3. Receiving gifts
4. Acts of service
5. Physical touch

  Words of affirmation kurang lebih artinya adalah menunjukkan cinta kita lewat kata-kata, misalnya lewat pernyataan sayang, atau pujian.

Quality time, memberikan perhatian penuh, dan benar-benar hadir seutuhnya, ketika sedang bersama dia.

Receiving gifts di sini bukan berarti materialistis, hadiah-hadiah kecil juga sangat berarti, karena yang lebih penting adalah usaha dan cinta dalam hadiah itu.

Acts of service. Daripada sekedar bicara, lebih baik lakukan sesuatu. Bahkan sekedar mengambilkan minum, cuci piring, akan berarti lebih besar daripada bilang I love you.

Physical touch. Nah ini bukan berarti harus melulu soal *ehm* Sekedar pelukan, atau berpegangan tangan, sudah bermakna. 

Jadi, bahasa cinta kita itu beda-beda. Mengetahui apa sih bahasa cinta kamu dan pasangan itu sangat penting. Soalnya, kita cenderung menunjukkan perasaan kita dalam bentuk bahasa cinta kita sendiri. Masalah timbul kalau bahasa cinta kita beda dengan dia.

Misalnya, kamu tipe yang suka mengungkapkan cinta lewat perkataan (Words of affirmation), kemudian si dia lewat perbuatan (Acts of service). Kamu terus-terusan bilang C.I.N.T.A. dan kamu maunya dia balas mengatakan hal yang sama, sementara dia mungkin berpikir mengucapkan kata itu ga perlu sering-sering. Kemudian dia mati-matian bantuin ngerjain tugas kamu, tapi kamu jarang melakukan sesuatu buat dia. 


Ga ketemu kan? Berantem deh. Dan ujung-ujungnya bilang, "Sebenernya kamu sayang aku ga sih?"


Makanya saya berpikir, bahasa cinta ini sungguh membuka mata. Fufufu... Buat menyelesaikan contoh masalah di atas dalam hubungan, caranya gampang, kita perlu belajar bahasa cinta si pasangan. Coba kalau si A dan B yang tadi, sama-sama tau soal bahasa cinta ini, terus dipraktekkan, ga akanlah kejadian berantem. Betul? Ngga juga sih, tapi kan yang penting berusaha. Hehehe...

Kemudiaann... pikir punya pikir, sebenarnya bahasa cinta ini ngga cuma bisa diterapkan dalam hubungan kekasih. Tapi bisa juga dalam keluarga dan teman. Kalau misalnya kita tahu bahasa cinta teman kita masing-masing, tentunya kita jadi tahu bagaimana supaya mereka lebih senang dan lebih merasa disayangi kan? 


Caranya supaya tahu?? Di web resminya ada tes buat mengetahui apa bahasa cinta kita. Paksalah pacar atau teman-teman Anda buat ikutan. Hahaha....

My result...

Love Language Scores:
7 Words of Affirmation
10 Quality Time
2 Receiving Gifts
4 Acts of Service
7 Physical Touch

Fufufu... setelah tes ini, saya baru ngeh.. pantes kemarin dicuekin gara-gara BB cukup bikin saya uring-uringan. Saya juga senang dipuji. Dan kenapa saya ngga pusing orang mau kasih saya apa. Hehehe...

Kalau mereka ga mau coba tes ini gimana?

Ini adalah teori yang baru saya ciptakan sekitar jam 2 pagi sebelum mengetik posting ini. Jadi 100% ngga jamin keabsahannya, namun boleh dicoba.

Perhatikan bagaimana caranya memperlakukan orang lain. Seperti yang saya bilang tadi, kita akan menunjukkan bahasa cinta kita ke orang lain, dengan harapan ada timbal baliknya. Sejauh ini, saya berhasil menandai dua orang dengan kecenderungan ke acts of service, lalu satu orang physical touch, dan satu lagi receiving gifts. Sederhana. Yang dua paling repot kalau ada kegiatan apapun, yang satu suka peluk-peluk, yang satu suka kasih hadiah. ;P