Melangkah pulang sendiri keluar dari kantor, ada pikiran yang menyusup di kepala. Ini hari terakhir, dan rasanya seperti menonton sebuah episode terakhir. Dan mungkin, seluruh pengalaman kerja ini bisa diibaratkan drama yang singkat.
Perkenalan pertama kali, malu-malu, mencoba menempatkan diri, mengenal karakter, membiasakan ritme. Seperti menonton episode pertama, ketika tokoh-tokoh diperkenalkan, siapa yang baik, siapa yang jahat. Ketika segala sesuatu belum terasa pas, gaya pakaian, model rambut, rasanya masih ada yang kurang.
Lalu kita mulai terbiasa, datang setiap pagi, makan siang, lalu pulang. Seperti suatu kesatuan yang tidak bisa lepas. Dan konflik terjadi, pertengkaran, kegagalan, kesedihan. Tentunya ada juga saat-saat jenuh, bosan, ingin pergi saja. Tapi kita tetap di situ. Seperti terus menonton drama yang membosankan karena kita berharap mungkin tokoh utama akan berbuat sesuatu, mungkin mereka akan melawan, mungkin...
Kerja praktek ini pun harus berakhir dengan cerita, episode yang tak harus berupa klimaks, tapi menjadi penutup.
Masuk kerja di pagi hari, sedikit telat seperti biasa, dan hari ini, semua orang akan pergi meeting, meninggalkan aku sendiri di kantor.
Rasanya sedikit sedih, ketika hari terakhir harus sendiri. Tapi kemudian, terjadi hal yang lebih tidak terduga, di saat aku berpikir tidak ada lagi yang mendesak untuk dikerjakan, klien meminta printout ini dan itu, kemudian ada masalah dengan bagian lain yang mengharuskan aku merevisi gambar dan lain-lain.
Sendirian, aku berusaha pelan-pelan menyusun gambar agak tidak salah, merevisi dan membagi mana untuk klien, mana untuk bagian lain, ini dan itu. Kemudian, lagi-lagi menghadapi masalah. Printernya ngadat. Argh....!
Tapi temanku pulang satu per satu. Yang pertama pulang setelah melakukan survey seharian, makan, lalu menemaniku ngobrol, membantuku mengedit gambar, dan pulang lebih dulu karena ditunggu pacarnya. Setelah dia pergi, yang lain pulang, menemaniku ngobrol, dan curhat. Obrolan yang tidak mungkin terjadi kalau kita tidak cuma berdua. Hahaha... Rasanya senang sekali. Setelah itu, dia juga pulang lebih dulu karena ditunggu mamanya.
Jam7 malam (ya betul, lembur di hari terakhir, seharusnya pulang jam3, hahahaha...), selesai. Mematikan semua komputer, membereskan meja, lalu mengucapkan terima kasih ke bos. Aku melangkah keluar dan menutup pintu.
Saat itulah, rasanya ingin menangis. Aku harus pergi. Sambil berjalan, aku memikirkan tentang episode terakhir ini. Andaikan tidak ada pekerjaan dadakan yang mendesak itu, aku tidak mungkin ngobrol dengan teman-temanku sedekat itu, dan yang jelas, tidak akan menghayati perpisahanku dengan kompleks itu. Aku bisa mengucapkan selamat tinggal kepada kantor selama ini aku bekerja, kepada anjing favoritku yang masih menyalak kalau melihatku, kepada jalan yang mungkin tidak akan kulalui lagi.
Ini penutup yang sama sekali berbeda dari yang aku perkirakan, tapi benar-benar jauh lebih baik. ^^
31 Mei 2009
28 Mei 2009
Sunrise....
...when you think everything is going to be better...
...when you feel that you can be anything you want...
...when you hold your hand and say nothing but gratitude...
...when the love is so much in you and you just want to let it out...
...when everything is beautiful no matter what they are...
...when you say thanks for just being here at this very present moment...
...when you feel that you can be anything you want...
...when you hold your hand and say nothing but gratitude...
...when the love is so much in you and you just want to let it out...
...when everything is beautiful no matter what they are...
...when you say thanks for just being here at this very present moment...
27 Mei 2009
Balance...
Everybody needs time to work and time to relax...
Today...
I relaxed in time to work and worked in time to relax
Sigh...
My eyes are hurt...anybody??
Today...
I relaxed in time to work and worked in time to relax
Sigh...
My eyes are hurt...anybody??
25 Mei 2009
The Lemot version of Me..
Hari ini di kantor diadakanlah acara beres-beres. Ugh...debu bertebaran di mana-mana, dan bagianku adalah ngeberesin brosur.
Singkat cerita, aku tiba-tiba bercerita sama teman "Dulu gw pernah ngebagiin flyer acara banyak banget, sedih deh klo ada yang nolak. Jadi sekarang kalau ada yang ngebagiin brosur, gw terima2 aja."
"Klo gw sih selalu nolakin brosur," kata si teman.
"Oh.." Terdiam oh ku terdiam...
"Lo ngga mau nanya kenapa gw selalu nolak?"
"Mank napa?"
"Soalnya klo kita menerima brosur, maka brosur akan cepat habis, lalu perusahaan akan mencetak lagi, maka penggunaan kertas akan semakin tinggi. Padahal dibaca saja tidak."
"Oh.." Terdiam lagi ku terdiam...
Padahal....
Alasan dia memang tidak salah. Tapi itu sebenarnya bisa membuka diskusi baru. Tujuan pencetakan brosur adalah untuk promosi, dan keuntungan langsung yang didapatkan oleh perusahaan atas penyebaran brosur tersebut hampir tidak ada. Toh...brosur itu hanya bersifat mempromosikan dan lebih bersifat untung2an. Tertarik beli, ngga ya udah.
Jadi menurutku, kalau kita menolak brosur tersebut, tidak berarti perusahaan akan mencetak brosur lebih sedikit lagi. Karena si tukang bagi itu sendiri dibayar untuk membagikan sejumlah brosur dalam sehari. Andaikan tidak habis, bisa saja si tukang bagi itu membuangnya ntah di mana. Sementara perusahaan sendiri mungkin sudah mempunyai jadwal berkala kapan promosi, kapan ngga.
Beda ya dengan penggunaan kantong plastik. Kalau kita menolak plastik dalam jumlah besar, otomatis permintaan menurun. Untuk menjaga harga tetap dan stok tidak terlalu banyak, perusahaan akan menurunkan produksi. Berkuranglah kantong plastik itu.
Jadi gimana?
Menurutku, menerima brosur tetap lebih baik. Kalau bisa dibaca dulu supaya tujuan brosur untuk menyampaikan informasi tercapai. Selain itu, si tukang bagi juga bisa melaksanakan "misi"nya. Setelah itu, kita bisa manfaatkan kertas brosur yang biasanya menggunakan art paper (seperti buat kalender) untuk hal yang lain.
Atau minimal, JANGAN BUANG BROSUR SEMBARANGAN. Kalau memang dari awal tidak berniat membaca, SEKALIAN JANGAN DITERIMA. Kumpulan sampah brosur dekat dengan si tukang baginya sungguh benar-benar tidak masuk akal.
Coba bayangkan kalau tadi aku bisa menjawab begini ke si teman....Huhuhu...
Singkat cerita, aku tiba-tiba bercerita sama teman "Dulu gw pernah ngebagiin flyer acara banyak banget, sedih deh klo ada yang nolak. Jadi sekarang kalau ada yang ngebagiin brosur, gw terima2 aja."
"Klo gw sih selalu nolakin brosur," kata si teman.
"Oh.." Terdiam oh ku terdiam...
"Lo ngga mau nanya kenapa gw selalu nolak?"
"Mank napa?"
"Soalnya klo kita menerima brosur, maka brosur akan cepat habis, lalu perusahaan akan mencetak lagi, maka penggunaan kertas akan semakin tinggi. Padahal dibaca saja tidak."
"Oh.." Terdiam lagi ku terdiam...
Padahal....
Alasan dia memang tidak salah. Tapi itu sebenarnya bisa membuka diskusi baru. Tujuan pencetakan brosur adalah untuk promosi, dan keuntungan langsung yang didapatkan oleh perusahaan atas penyebaran brosur tersebut hampir tidak ada. Toh...brosur itu hanya bersifat mempromosikan dan lebih bersifat untung2an. Tertarik beli, ngga ya udah.
Jadi menurutku, kalau kita menolak brosur tersebut, tidak berarti perusahaan akan mencetak brosur lebih sedikit lagi. Karena si tukang bagi itu sendiri dibayar untuk membagikan sejumlah brosur dalam sehari. Andaikan tidak habis, bisa saja si tukang bagi itu membuangnya ntah di mana. Sementara perusahaan sendiri mungkin sudah mempunyai jadwal berkala kapan promosi, kapan ngga.
Beda ya dengan penggunaan kantong plastik. Kalau kita menolak plastik dalam jumlah besar, otomatis permintaan menurun. Untuk menjaga harga tetap dan stok tidak terlalu banyak, perusahaan akan menurunkan produksi. Berkuranglah kantong plastik itu.
Jadi gimana?
Menurutku, menerima brosur tetap lebih baik. Kalau bisa dibaca dulu supaya tujuan brosur untuk menyampaikan informasi tercapai. Selain itu, si tukang bagi juga bisa melaksanakan "misi"nya. Setelah itu, kita bisa manfaatkan kertas brosur yang biasanya menggunakan art paper (seperti buat kalender) untuk hal yang lain.
Atau minimal, JANGAN BUANG BROSUR SEMBARANGAN. Kalau memang dari awal tidak berniat membaca, SEKALIAN JANGAN DITERIMA. Kumpulan sampah brosur dekat dengan si tukang baginya sungguh benar-benar tidak masuk akal.
Coba bayangkan kalau tadi aku bisa menjawab begini ke si teman....Huhuhu...
23 Mei 2009
People change....
I was an introvert...
Then extrovert...
Now...I'm heading an introvert again...
If not...why would I think that eventually everybody will leave anyway?
Wondering...
updated may 25th 2009
"Damn this PMS mode...! ;P"
Then extrovert...
Now...I'm heading an introvert again...
If not...why would I think that eventually everybody will leave anyway?
Wondering...
updated may 25th 2009
"Damn this PMS mode...! ;P"
22 Mei 2009
Kata Jaya yang selalu Pesimis
Tenggelam dalam pikiran sendiri
Hey kamu...cepatlah berlalu...
Biar besok bisa tersenyum lagi
Hey kamu...cepatlah berlalu...
Biar besok bisa tersenyum lagi
20 Mei 2009
How can I say Goodbye..?
Kenapa semua selalu terlihat indah ketika akan berakhir??
Seperti kini, ketika aku memutuskan akan berhenti kerja praktek di bulan Mei ini, lebih awal dari rencana berhenti di bulan Juli, seketika itu juga, kantor terasa lebih menyenangkan, dan semua prasangka buruk ternyata memang tinggal prasangka....
Oh...my sweet friends....teman-teman yang bisa kuledek sesuka hati, ketika kita menertawakan diri kita di tengah-tengah deadline (atau mungkin menangis karena gila) sungguh sayang...kebersamaan kita tinggal sebentar lagi.
Seminggu terakhir, minggu depan...Sungguh tidak adil. Ketika suasana di kantor begitu menyenangkan...Ketika kita senang dan susah bersama, melewati waktu di kantor sepanjang hari, membicarakan apakah katering hari ini enak atau tidak, dan pastinya perjalanan kita ke warung di gang sebelah.
Seminggu terakhir. Aku hanya bisa berharap, semoga minggu ini, semua berjalan baik, berjalan lancar, dan bisa meninggalkan sedikit jejak di hati mereka.
Maaf...atas semua kerepotan, kerugian, kekesalan, yang mungkin aku timbulkan
Terima kasih...atas kesempatan bertemu, belajar, tertawa.
Seperti kini, ketika aku memutuskan akan berhenti kerja praktek di bulan Mei ini, lebih awal dari rencana berhenti di bulan Juli, seketika itu juga, kantor terasa lebih menyenangkan, dan semua prasangka buruk ternyata memang tinggal prasangka....
Oh...my sweet friends....teman-teman yang bisa kuledek sesuka hati, ketika kita menertawakan diri kita di tengah-tengah deadline (atau mungkin menangis karena gila) sungguh sayang...kebersamaan kita tinggal sebentar lagi.
Seminggu terakhir, minggu depan...Sungguh tidak adil. Ketika suasana di kantor begitu menyenangkan...Ketika kita senang dan susah bersama, melewati waktu di kantor sepanjang hari, membicarakan apakah katering hari ini enak atau tidak, dan pastinya perjalanan kita ke warung di gang sebelah.
Seminggu terakhir. Aku hanya bisa berharap, semoga minggu ini, semua berjalan baik, berjalan lancar, dan bisa meninggalkan sedikit jejak di hati mereka.
Maaf...atas semua kerepotan, kerugian, kekesalan, yang mungkin aku timbulkan
Terima kasih...atas kesempatan bertemu, belajar, tertawa.
19 Mei 2009
Cinta Sejatiku...
Kini di hariku... selalu ada kamu yang menemaniku
Setiap saat, siang dan malam, hingga dalam mimpi
Aku menatapmu seakan tak pernah puas
Dan tidak ada yang dapat menggantikan kebersamaan kita
Kusentuh dirimu dengan lembut ketika kuucapkan kata cinta
Kugenggam tanganmu dan tak akan pernah kulepas
Puisi cinta ini aku bacakan kepadamu
Diiringi lagu asrama nan syahdu
Oh...cinta sejatiku....
Layar monitorku...
Setiap saat, siang dan malam, hingga dalam mimpi
Aku menatapmu seakan tak pernah puas
Dan tidak ada yang dapat menggantikan kebersamaan kita
Kusentuh dirimu dengan lembut ketika kuucapkan kata cinta
Kugenggam tanganmu dan tak akan pernah kulepas
Puisi cinta ini aku bacakan kepadamu
Diiringi lagu asrama nan syahdu
Oh...cinta sejatiku....
Layar monitorku...
Questions of Today
Need to fill quota for 1 post each day...so here is it...
1. Should I really really really need to get up of this bed?
2. What the heck happened to my teeth?
3. Why is my mom doing this to me?
4. Need to find out the furniture construction...
5. Do you think bestfriend have an expired date?
6. What am I going to do first?
7. What causes this traffic jam?
8. Who'll miss me when I'm gone?
9. What am I going to do this Friday for some fun?
10. When will I get my payment?
11. Why am I not just go to sleep right now?
1. Should I really really really need to get up of this bed?
2. What the heck happened to my teeth?
3. Why is my mom doing this to me?
4. Need to find out the furniture construction...
5. Do you think bestfriend have an expired date?
6. What am I going to do first?
7. What causes this traffic jam?
8. Who'll miss me when I'm gone?
9. What am I going to do this Friday for some fun?
10. When will I get my payment?
11. Why am I not just go to sleep right now?
17 Mei 2009
Especially for You
Especially for you
I wanna let you know what I was going through
All the time we were apart I thought of you
You were in my heart, love never change
I still feel the same
Especially for you
I wanna tell you I was feeling that way too
And if dreams were wings, you know I would have flown to you
To be were you are no matter how far
And now I'm next to you
No more dreaming about you tomorrow
Forget the loneliness and the sorrow
I've got to say it's all because of you
And now we're back together...together...
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is a especially for you
Especially for you
I wanna tell you, you mean all the world to me
How I'm certain that our love was meant to be
You changed my live, you showed me the way
And now that I'm next to you
I've waited long enough to find you
I wanna put all the hurt behind you
And I wanna bring all the love beside you
And now we're back together...together...
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is a especially for you
*Ah...I'm so in the mellow mood tonight...
I wanna let you know what I was going through
All the time we were apart I thought of you
You were in my heart, love never change
I still feel the same
Especially for you
I wanna tell you I was feeling that way too
And if dreams were wings, you know I would have flown to you
To be were you are no matter how far
And now I'm next to you
No more dreaming about you tomorrow
Forget the loneliness and the sorrow
I've got to say it's all because of you
And now we're back together...together...
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is a especially for you
Especially for you
I wanna tell you, you mean all the world to me
How I'm certain that our love was meant to be
You changed my live, you showed me the way
And now that I'm next to you
I've waited long enough to find you
I wanna put all the hurt behind you
And I wanna bring all the love beside you
And now we're back together...together...
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is a especially for you
*Ah...I'm so in the mellow mood tonight...
Hmm...
I think I'm not so "high"... Hehehehe....
Disorder | Rating |
Paranoid: | High |
Schizoid: | Low |
Schizotypal: | Moderate |
Antisocial: | High |
Borderline: | Very High |
Histrionic: | Very High |
Narcissistic: | High |
Avoidant: | Moderate |
Dependent: | High |
Obsessive-Compulsive: | Moderate |
-- Personality Disorder Test -- -- Personality Disorder Information -- |
15 Mei 2009
Menunggu waktu berdarah-darah...
Pagi buta, menatap layar.
Sial, peduli amat.
Aku tak mungkin selesai, tak mungkin tercapai.
Malam ini, cukup sudah.
Pejamkan mata, heningkan hati.
Biar aku berdarah-darah di lain hari.
Sial, peduli amat.
Aku tak mungkin selesai, tak mungkin tercapai.
Malam ini, cukup sudah.
Pejamkan mata, heningkan hati.
Biar aku berdarah-darah di lain hari.
14 Mei 2009
About Someone..
I liked you...
Hm...can't be separated from you...
Well...it's okay..
What?! this is not good.
I hate you.
I hate you more.
Hey...perhaps it's because of me.
I try to like myself, then you.
Okay...let's start over.
You hate me.
Argh...Whatever...
Hm...can't be separated from you...
Well...it's okay..
What?! this is not good.
I hate you.
I hate you more.
Hey...perhaps it's because of me.
I try to like myself, then you.
Okay...let's start over.
You hate me.
Argh...Whatever...
11 Mei 2009
Coba ajak ngobrol sopir angkot
M01 jurusan Senen-Kampung Melayu
*Padahal sih awalnya iseng nanyain, "Bang, mobilnya baru ya?" dan dijawab...
"Begitulah neng....sekarang zaman serba susah. Kalau boleh saya ngomong, SBY itu a****g. Orang kecil kaya saya yang susah. Apalagi sekarang penumpang sepi. Gara-gara itu tuh." kata si abang sambil menunjuk gerombolan pengemudi sepeda motor.
Kemudian..
"BBM memang turun neng, tapi setoran ngga turun. Kata juragan, suku bunga bank ngga turun. Jadi pinjaman tetap mesti dibayar. Tapi pemerintah seenaknya nurunin tarif lima ratus, penumpang mana mau ngerti."
"Oh gitu..." gumamku.
07 jurusan IGI-Tanjung Priuk
*Lagi nunggu angkot depan komplek kantor, tiba-tiba angkot yang berlawanan arah muter balik, kosong.
Isenglah aku bertanya, "Muter bang?"
"Macet neng di depan, di sana(menunjuk arah mobil sekarang) juga macet. Seharian."
"Oh..." kataku. Memang kalau terjadi kemacetan, parah...secara jalan di situ cuma dua jalur, dan sering banget dilewati truk gandeng gede isi motor dua tingkat. Tau kan maksudku.
Kemudian, aku mengobservasi itu angkot. Perasaan mobilnya tau, tapi kok sopirnya ngga pernah liat.
"Bang, baru ya narik 07?"
"Dah lama neng."
"Perasaan baru liat aja." catatan : si sopir itu paling banter anak SMA, sebenernya sih dah cocok gw panggil dek. Hahahaha...
catatan lagi : jangan kaget liat anak kecil bawa mobil, kadang mereka malah jago (nyerempet) secara ngga ada takut2nya, pengalaman naik mobil angkot disetirin anak SMP soalnya, hahahaha...
"Kalau pagi abang saya yang narik, sore baru gantian."
"Oh.."
"Beginilah neng, kalau ada kerjaan mah mendingan kerja. Daripada jadi sopir angkot."
U23 jurusan Pulo Gadung-Lampiri
*Jalanan macet...ajak ngobrol si sopir.
"Kok sekarang sering macet ya bang? Parah lagi."
"Gara-gara lampu merahnya jadi cuma sebentar ijonya. Padahal yang dari arah lain dah ngga ada mobil. Polisi juga ngga mau peduli."
"Wahh...kalau macet gini bisa dapet berapa putaran bang?"
Beberapa kalimat kemudian, si sopir curhat..
"Coba ya neng, sehari satu mobil butuh bensin 30 liter. Kemarin bensin turun 1500, berarti pengeluaran buat bensin turun 45000. Coba kalau sehari itu ada 200 penumpang, tarif turun 500 rupiah, berarti pendapatan kita turun 100000, sudah tekor mbak."
"Hoo...tapi waktu sebelum BBM naik bisa tuh bang?"
"Kan BBM naik, setoran naik. BBM turun, setoran ngga ikut turun mbak."
*Got the lesson?
PS : Percakapan di atas telah dilebihkan dan dikurangi tanpa mengurangi makna berdasarkan ingatan si penulis =P
*Padahal sih awalnya iseng nanyain, "Bang, mobilnya baru ya?" dan dijawab...
"Begitulah neng....sekarang zaman serba susah. Kalau boleh saya ngomong, SBY itu a****g. Orang kecil kaya saya yang susah. Apalagi sekarang penumpang sepi. Gara-gara itu tuh." kata si abang sambil menunjuk gerombolan pengemudi sepeda motor.
Kemudian..
"BBM memang turun neng, tapi setoran ngga turun. Kata juragan, suku bunga bank ngga turun. Jadi pinjaman tetap mesti dibayar. Tapi pemerintah seenaknya nurunin tarif lima ratus, penumpang mana mau ngerti."
"Oh gitu..." gumamku.
07 jurusan IGI-Tanjung Priuk
*Lagi nunggu angkot depan komplek kantor, tiba-tiba angkot yang berlawanan arah muter balik, kosong.
Isenglah aku bertanya, "Muter bang?"
"Macet neng di depan, di sana(menunjuk arah mobil sekarang) juga macet. Seharian."
"Oh..." kataku. Memang kalau terjadi kemacetan, parah...secara jalan di situ cuma dua jalur, dan sering banget dilewati truk gandeng gede isi motor dua tingkat. Tau kan maksudku.
Kemudian, aku mengobservasi itu angkot. Perasaan mobilnya tau, tapi kok sopirnya ngga pernah liat.
"Bang, baru ya narik 07?"
"Dah lama neng."
"Perasaan baru liat aja." catatan : si sopir itu paling banter anak SMA, sebenernya sih dah cocok gw panggil dek. Hahahaha...
catatan lagi : jangan kaget liat anak kecil bawa mobil, kadang mereka malah jago (nyerempet) secara ngga ada takut2nya, pengalaman naik mobil angkot disetirin anak SMP soalnya, hahahaha...
"Kalau pagi abang saya yang narik, sore baru gantian."
"Oh.."
"Beginilah neng, kalau ada kerjaan mah mendingan kerja. Daripada jadi sopir angkot."
U23 jurusan Pulo Gadung-Lampiri
*Jalanan macet...ajak ngobrol si sopir.
"Kok sekarang sering macet ya bang? Parah lagi."
"Gara-gara lampu merahnya jadi cuma sebentar ijonya. Padahal yang dari arah lain dah ngga ada mobil. Polisi juga ngga mau peduli."
"Wahh...kalau macet gini bisa dapet berapa putaran bang?"
Beberapa kalimat kemudian, si sopir curhat..
"Coba ya neng, sehari satu mobil butuh bensin 30 liter. Kemarin bensin turun 1500, berarti pengeluaran buat bensin turun 45000. Coba kalau sehari itu ada 200 penumpang, tarif turun 500 rupiah, berarti pendapatan kita turun 100000, sudah tekor mbak."
"Hoo...tapi waktu sebelum BBM naik bisa tuh bang?"
"Kan BBM naik, setoran naik. BBM turun, setoran ngga ikut turun mbak."
*Got the lesson?
PS : Percakapan di atas telah dilebihkan dan dikurangi tanpa mengurangi makna berdasarkan ingatan si penulis =P
10 Mei 2009
Kenapa menulis? Kenapa Blogging?
Rasanya sering juga mendengar pertanyaan ini. Bukan dari orang lain yang bertanya kepadaku. Tapi di dalam diri sendiri. Seperti pertanyaan yang terus bergelantungan di alam bawah sadar minta dijawab. =P
Berlebihan ngga ya kalau berpikir setiap penulis, setiap blogger, mempertanyakan kenapa dirinya ingin menulis?
Rasanya ngga, dan memang di blog yang pernah kukunjungi, pasti ada salah satu atau dua postingan yang membahas mengenai menulis. Berbagai jawaban atas pertanyaan ikut muncul dalam post2 tersebut. Mulai dari sekedar ingin menulis, mengenal diri sendiri, menginspirasi orang lain, merekam kegiatan harian, dan lain-lain.
Jadi ingin juga rasanya menjawab "kenapa aku menulis?"
Kapan mulai menulis? Ingat sekali pertama kali menulis diary. Diary pertama itu ada sebuah buku besar, agenda keluaran perusahaan keramik lantai, dengan kata-kata mutiara di setiap halamannya. Waktu itu tulisan tangan masih jelek banget, huruf bersambung yang kaku. Walaupun sekarang bersyukur karena dari tulisan bersambung yang kaku itu, tulisan sekarang jadi lumayan. Mungkin usiaku sekitar.... 4 atau 5 SD. Aku belum mengenal komik terlalu dekat dan otomatis...aku bukan kutu buku seperti sekarang. Jadi...aku tidak tahu apa yang mendorong untuk mulai menulis.
Yang pasti, aku ingat apa yang kutulis. Kira-kira seperti ini.
Kenapa aku ingat? Karena setelah beberapa hari menulis tentang apa yang kumakan tiga kali sehari, ada seorang teman datang dan menemukan "diary" itu, terus dia menertawakan aku. Hehehehehehe..... Katanya..."Apaan nih nulis diary kok begini?"
Ya aku makin bingung. Memangnya gimana, tanyaku polos.
Dia menjawab, "Ya tentang hari ini kamu ngapain aja, atau ketemu siapa."
Ohh...kataku. Bingung. Tapi jelas mempengaruhi tulisanku. Tidak lagi menuliskan menu makan tiap hari. Hehehehe...
Setelah itu, aku tidak ingat apakah terus menulis lagi atau tidak sampai SMP (perlu mengecek tumpukan diary jadul dulu... =P) Yang jelas, aku ingat sekali menulis ketika sedang zaman-zamannya Jatuh Cinta (Monyet).
Sungguh merupakan pengorbanan saudara-saudara. Karena biasanya cintaku tidak akan pernah berakhir sampai aku menemukan orang lain buat ditaksir (terbukti oleh pengalaman di SMP dan SMA). Walaupun tidak pernah kisah cintaku naik tingkat ke jenjang per-pacar-an. Hehehehe...
Nah...tentunya ketika aku sedang jatuh cinta (lagi), awalnya tulisan(hidup)ku akan terasa indah. Tentang dia yang begini dan begitu, tentang sms dan tiap telepon. Tapi pada akhirnya, ketika dia tidak menunjukkan tanda-tanda "naik tingkat", mulailah tulisan-tulisan yang sedih yang meratapi kekurangan-kekurangan diri sendiri. Tipikal....I know. =P
Ups...jadi agak lari dari topik.
Di SMP, aku mulai mengenal komik lebih dekat, dan setelah itu novel. And the rest is history. Membaca sudah jadi identitas yang melekat di diriku. Lalu aku mulai menulis. Dan muncullah cita-cita itu. Jadi penulis.
Ini adalah satu-satunya impian yang tidak pernah pergi ke mana-mana. Di sela-sela keinginanku jadi fashion designer, komikus, insinyur pertanian, hm....rasanya aku tidak memiliki terlalu banyak impian =P. Yang jelas tidak pernah terpikir jadi interior designer, hehehehe...
Sekitar kelas 1 SMA, aku mulai menulis cerpen. Dan beredarlah cerpen itu di tangan teman-teman sekelasku. Banyak yang bilang bagus. Dan membumbunglah perasaanku. Aku ingat sekali antara kelas 1 dan 2 SMA, aku pernah menulis cerita yang dimaksudkan menjadi cerpen tapi akhirnya jadi cerpan-cerita panjang *istilah dari temanku*.
Cerita itu terbagi jadi 4 bagian. Atau 5? Aku lupa. Yang jelas, perkembangan dari cerita aku sangat tergantung dari mood aku menulis atau buku apa yang habis kubaca. Hasil print-out cerpan itu beredar dan dibaca saat jam pelajaran, tidak hanya cewe-cewe, tapi cowo-cowo di kelas ikut membaca. Dan tidak ada yang bisa membuat aku lebih bahagia, karena cerpan itu beredar juga ke kelas lain. =D
Sayang, draft cerpan itu hilang. File-nya hilang ketika komputer diformat, hasil cetaknya hilang ketika pindah rumah. Tetap saja...itu adalah pencapaian terbesar selama aku menganggap diri ini penulis. Hehehehehe....
Setelah itu, ada berbagai macam cerpen, novel yang cuma sampai halaman belasan, tulisan yang tidak selesai. Dan tersisa aku yang masih menganggap diri ini penulis.
Rasanya menyenangkan. Ketika sebuah cerita (walaupun jarang) selesai. Belakangan menulis terasa sulit. Dulu ketika menulis cerpan itu, menulis terasa bebas, tidak perlu yang aneh-aneh. Tapi setelah membaca begitu banyak buku, ada kekakuan dalam menulis, ada cerita yang mirip sinetron, ada rasa malas.
Lalu mungkin, blog kembali membuka jalan. Ada perasaan terinspirasi ketika membaca blog orang lain. Dan keinginan menginspirasi banyak orang. Jadilah membuat blog ini, dan menulis lagi. Lalu komentar berdatangan, dan hey...menyenangkan...
Jadi kenapa aku menulis? Mungkin jawabannya karena rasanya menyenangkan, ketika tulisan kita dibaca orang lain. Mungkin.
Kenapa blogging? Karena pengen eksis. Hehehehe...
Berlebihan ngga ya kalau berpikir setiap penulis, setiap blogger, mempertanyakan kenapa dirinya ingin menulis?
Rasanya ngga, dan memang di blog yang pernah kukunjungi, pasti ada salah satu atau dua postingan yang membahas mengenai menulis. Berbagai jawaban atas pertanyaan ikut muncul dalam post2 tersebut. Mulai dari sekedar ingin menulis, mengenal diri sendiri, menginspirasi orang lain, merekam kegiatan harian, dan lain-lain.
Jadi ingin juga rasanya menjawab "kenapa aku menulis?"
Kapan mulai menulis? Ingat sekali pertama kali menulis diary. Diary pertama itu ada sebuah buku besar, agenda keluaran perusahaan keramik lantai, dengan kata-kata mutiara di setiap halamannya. Waktu itu tulisan tangan masih jelek banget, huruf bersambung yang kaku. Walaupun sekarang bersyukur karena dari tulisan bersambung yang kaku itu, tulisan sekarang jadi lumayan. Mungkin usiaku sekitar.... 4 atau 5 SD. Aku belum mengenal komik terlalu dekat dan otomatis...aku bukan kutu buku seperti sekarang. Jadi...aku tidak tahu apa yang mendorong untuk mulai menulis.
Yang pasti, aku ingat apa yang kutulis. Kira-kira seperti ini.
Dear diary, tadi pagi aku bangun siang, terus makan lontong.
Kenapa aku ingat? Karena setelah beberapa hari menulis tentang apa yang kumakan tiga kali sehari, ada seorang teman datang dan menemukan "diary" itu, terus dia menertawakan aku. Hehehehehehe..... Katanya..."Apaan nih nulis diary kok begini?"
Ya aku makin bingung. Memangnya gimana, tanyaku polos.
Dia menjawab, "Ya tentang hari ini kamu ngapain aja, atau ketemu siapa."
Ohh...kataku. Bingung. Tapi jelas mempengaruhi tulisanku. Tidak lagi menuliskan menu makan tiap hari. Hehehehe...
Setelah itu, aku tidak ingat apakah terus menulis lagi atau tidak sampai SMP (perlu mengecek tumpukan diary jadul dulu... =P) Yang jelas, aku ingat sekali menulis ketika sedang zaman-zamannya Jatuh Cinta (Monyet).
Sungguh merupakan pengorbanan saudara-saudara. Karena biasanya cintaku tidak akan pernah berakhir sampai aku menemukan orang lain buat ditaksir (terbukti oleh pengalaman di SMP dan SMA). Walaupun tidak pernah kisah cintaku naik tingkat ke jenjang per-pacar-an. Hehehehe...
Nah...tentunya ketika aku sedang jatuh cinta (lagi), awalnya tulisan(hidup)ku akan terasa indah. Tentang dia yang begini dan begitu, tentang sms dan tiap telepon. Tapi pada akhirnya, ketika dia tidak menunjukkan tanda-tanda "naik tingkat", mulailah tulisan-tulisan yang sedih yang meratapi kekurangan-kekurangan diri sendiri. Tipikal....I know. =P
Ups...jadi agak lari dari topik.
Di SMP, aku mulai mengenal komik lebih dekat, dan setelah itu novel. And the rest is history. Membaca sudah jadi identitas yang melekat di diriku. Lalu aku mulai menulis. Dan muncullah cita-cita itu. Jadi penulis.
Ini adalah satu-satunya impian yang tidak pernah pergi ke mana-mana. Di sela-sela keinginanku jadi fashion designer, komikus, insinyur pertanian, hm....rasanya aku tidak memiliki terlalu banyak impian =P. Yang jelas tidak pernah terpikir jadi interior designer, hehehehe...
Sekitar kelas 1 SMA, aku mulai menulis cerpen. Dan beredarlah cerpen itu di tangan teman-teman sekelasku. Banyak yang bilang bagus. Dan membumbunglah perasaanku. Aku ingat sekali antara kelas 1 dan 2 SMA, aku pernah menulis cerita yang dimaksudkan menjadi cerpen tapi akhirnya jadi cerpan-cerita panjang *istilah dari temanku*.
Cerita itu terbagi jadi 4 bagian. Atau 5? Aku lupa. Yang jelas, perkembangan dari cerita aku sangat tergantung dari mood aku menulis atau buku apa yang habis kubaca. Hasil print-out cerpan itu beredar dan dibaca saat jam pelajaran, tidak hanya cewe-cewe, tapi cowo-cowo di kelas ikut membaca. Dan tidak ada yang bisa membuat aku lebih bahagia, karena cerpan itu beredar juga ke kelas lain. =D
Sayang, draft cerpan itu hilang. File-nya hilang ketika komputer diformat, hasil cetaknya hilang ketika pindah rumah. Tetap saja...itu adalah pencapaian terbesar selama aku menganggap diri ini penulis. Hehehehehe....
Setelah itu, ada berbagai macam cerpen, novel yang cuma sampai halaman belasan, tulisan yang tidak selesai. Dan tersisa aku yang masih menganggap diri ini penulis.
Rasanya menyenangkan. Ketika sebuah cerita (walaupun jarang) selesai. Belakangan menulis terasa sulit. Dulu ketika menulis cerpan itu, menulis terasa bebas, tidak perlu yang aneh-aneh. Tapi setelah membaca begitu banyak buku, ada kekakuan dalam menulis, ada cerita yang mirip sinetron, ada rasa malas.
Lalu mungkin, blog kembali membuka jalan. Ada perasaan terinspirasi ketika membaca blog orang lain. Dan keinginan menginspirasi banyak orang. Jadilah membuat blog ini, dan menulis lagi. Lalu komentar berdatangan, dan hey...menyenangkan...
Jadi kenapa aku menulis? Mungkin jawabannya karena rasanya menyenangkan, ketika tulisan kita dibaca orang lain. Mungkin.
Kenapa blogging? Karena pengen eksis. Hehehehe...
08 Mei 2009
05 Mei 2009
Masuk Sejarah
Hari ini, aku masuk sejarah...sebagai mahasiswa kerja praktek pertama dan satu-satunya yang merugikan perusahaan.
Hal ini diakibatkan oleh kelalaian, kecuekan, kelupaan, dan sedikit faktor lingkungan. Dan rasanya...ngga enak euy...
Setelah di"brief" oleh bos, aku terdiam...ngga berani ngomong sampai diajak ngomong.. Tentunya selain ngomong sama diri sendiri di kepala. Lalu pulang kantor....naik angkot...kena macet...panas...jadilah memutuskan turun...dan jalan kaki.
Jalan kaki sepanjang trotoar, berpikir kenapa sih kaya gini nih bisa kejadian pas mau mulai semangat kerja. Walaupun itu masalah karena aku yang bertanggung jawab paling akhir, sebenarnya ada kesinambungan salah paham yang baru aja ketahuan tadi. And that's my fault. Kenapa ngga tanya? Secara si mentor juga kadang A, kadang B, besok lagi C. Dan kenapa ngga ingat?? Oh...so stupid..padahal mungkin bisa tidak separah ini. Tapi...nasi sudah menjadi bubur...
Pertama turun dari angkot, jalan terburu-buru. Melampiaskan kemarahan ke setiap langkah yang diambil. Kesel sama diri sendiri, kok bisa ya bikin salah begitu?
Kemudian lewat lampu merah, jalan ngga macet lagi. Tapi...tetep niat jalan sampai rumah. Walaupun masih jauh berkilo-kilo (ng...ekstrim nih...) Jalan tidak lagi penuh dengan mobil dan motor yang saling klakson. Gantian dengan kendaraan yang melaju cepat.
Ribut. Itu kesan selama berjalan. Jalan mungkin sepi, tapi dengung motor yang ngebut...ugh...tak terkalahkan. Di jalan, mereka yang jadi juara, mereka yang benar.
Tapi di pinggir jalan, suara dengung itu malah mendorong aku untuk berjalan makin pelan. Bertanya dalam hati, "Ke mana mereka mau pergi? Kenapa cepat sekali?" Pertanyaan itu kutinggal tak terjawab.
Langkahku makin pelan. Selain karena sandal yang ngga cocok diajak off road, aku mulai mencoba menghargai momen ini, detik ini. Pikiran sedikit terurai. Mengingat hal-hal yang terjadi hari ini, untung ngga sampai sesengukan pas sadar salah dan di"brief", dan mungkin ini pelajaran yang harus dijalani, supaya bisa punya semangat super baru!!
Makin pelan, jalan makin sepi, ada gang yang kayanya tembus ke komplek belakang rumah, mulai deh keponya...Hahahaha....Jalan masuk sana, setelah sampai ujung, yaaahhh...ini jalannya cuma menyusuri samping komplek tanpa masuk komplek, sepi pula, putar balik maaanngg... hahahaha....sedikit petualangan kecil yang batal.
Ketemu angkot, naik, pulang, makan, nonton HYD, blogging. Hari ini terlalu istimewa untuk tidak diabadikan...Hahahahahahahaha....
Charging new spirit for Tomorrow!!!
Hal ini diakibatkan oleh kelalaian, kecuekan, kelupaan, dan sedikit faktor lingkungan. Dan rasanya...ngga enak euy...
Setelah di"brief" oleh bos, aku terdiam...ngga berani ngomong sampai diajak ngomong.. Tentunya selain ngomong sama diri sendiri di kepala. Lalu pulang kantor....naik angkot...kena macet...panas...jadilah memutuskan turun...dan jalan kaki.
Jalan kaki sepanjang trotoar, berpikir kenapa sih kaya gini nih bisa kejadian pas mau mulai semangat kerja. Walaupun itu masalah karena aku yang bertanggung jawab paling akhir, sebenarnya ada kesinambungan salah paham yang baru aja ketahuan tadi. And that's my fault. Kenapa ngga tanya? Secara si mentor juga kadang A, kadang B, besok lagi C. Dan kenapa ngga ingat?? Oh...so stupid..padahal mungkin bisa tidak separah ini. Tapi...nasi sudah menjadi bubur...
Pertama turun dari angkot, jalan terburu-buru. Melampiaskan kemarahan ke setiap langkah yang diambil. Kesel sama diri sendiri, kok bisa ya bikin salah begitu?
Kemudian lewat lampu merah, jalan ngga macet lagi. Tapi...tetep niat jalan sampai rumah. Walaupun masih jauh berkilo-kilo (ng...ekstrim nih...) Jalan tidak lagi penuh dengan mobil dan motor yang saling klakson. Gantian dengan kendaraan yang melaju cepat.
Ribut. Itu kesan selama berjalan. Jalan mungkin sepi, tapi dengung motor yang ngebut...ugh...tak terkalahkan. Di jalan, mereka yang jadi juara, mereka yang benar.
Tapi di pinggir jalan, suara dengung itu malah mendorong aku untuk berjalan makin pelan. Bertanya dalam hati, "Ke mana mereka mau pergi? Kenapa cepat sekali?" Pertanyaan itu kutinggal tak terjawab.
Langkahku makin pelan. Selain karena sandal yang ngga cocok diajak off road, aku mulai mencoba menghargai momen ini, detik ini. Pikiran sedikit terurai. Mengingat hal-hal yang terjadi hari ini, untung ngga sampai sesengukan pas sadar salah dan di"brief", dan mungkin ini pelajaran yang harus dijalani, supaya bisa punya semangat super baru!!
Makin pelan, jalan makin sepi, ada gang yang kayanya tembus ke komplek belakang rumah, mulai deh keponya...Hahahaha....Jalan masuk sana, setelah sampai ujung, yaaahhh...ini jalannya cuma menyusuri samping komplek tanpa masuk komplek, sepi pula, putar balik maaanngg... hahahaha....sedikit petualangan kecil yang batal.
Ketemu angkot, naik, pulang, makan, nonton HYD, blogging. Hari ini terlalu istimewa untuk tidak diabadikan...Hahahahahahahaha....
Charging new spirit for Tomorrow!!!
04 Mei 2009
First day in new Spirit!!
Kerja dengan semangat baru itu menyenangkan. Dan hari ini aku belajar hal baru..
Aku selalu tahu, perasaanku kepada diri sendiri sering sekali tergantung dari penilaian orang lain tentang aku. Kalau ada orang lain menyatakan suka kehadiranku, maka perasaanku melambung tinggi, tapi kalau mereka seperti tidak menginginkan aku, jatuhlah aku ke dasar neraka mengutuki diri sendiri.
Nah...kadang ini bukan masalah dan sering terlupakan. Tapi ketika di tempat kerja praktek sekarang...buyarlah semua keyakinan diri diombang-ambing oleh si pelupa yang tidak ingat satu dan lain hal.
Hari ini, dia bisa berkata, "Nanti kalau udah lulus ngelamar ke sini aja."
Besoknya, dia berkata, "Sampai Juli? Bukannya Mei sudah selesai ya? Jadi ngga perlu dibuatkan ID." dengan nada yang menghancurleburkan hati. (keluar deh lebaynya... ;P)
Seriously, ini pertama kalinya aku sadar bahwa menggantungkan emosi pada kata-kata orang lain itu sangat ngga banget!! Apalagi, kepada komentar basa basi seseorang yang mungkin (yang mungkin benar-benar mungkin) lebih mengharapkan kehadiran orang lain selain aku. Hiks..Hiks...
Pathetic actually. Menyandarkan emosi pada penerimaan orang lain ke kita. I've been there for years. Jadi berhubung di semangat baru, ayo pegang prinsip yang baru!!
Jadi hari ini, ketika si pelupa itu ngomong lagi, "Nanti kalau sudah lulus ngelamar ke sini lagi aja..." dengan nada manis. Aku... tetep stay cool sambil bilang dengan nada bercanda, "Ngga mau ah...Habis ada .....(nama si pelupa itu) sih...Hehehehehehehe...
*gotta go, mo nonton HYD =P
Aku selalu tahu, perasaanku kepada diri sendiri sering sekali tergantung dari penilaian orang lain tentang aku. Kalau ada orang lain menyatakan suka kehadiranku, maka perasaanku melambung tinggi, tapi kalau mereka seperti tidak menginginkan aku, jatuhlah aku ke dasar neraka mengutuki diri sendiri.
Nah...kadang ini bukan masalah dan sering terlupakan. Tapi ketika di tempat kerja praktek sekarang...buyarlah semua keyakinan diri diombang-ambing oleh si pelupa yang tidak ingat satu dan lain hal.
Hari ini, dia bisa berkata, "Nanti kalau udah lulus ngelamar ke sini aja."
Besoknya, dia berkata, "Sampai Juli? Bukannya Mei sudah selesai ya? Jadi ngga perlu dibuatkan ID." dengan nada yang menghancurleburkan hati. (keluar deh lebaynya... ;P)
Seriously, ini pertama kalinya aku sadar bahwa menggantungkan emosi pada kata-kata orang lain itu sangat ngga banget!! Apalagi, kepada komentar basa basi seseorang yang mungkin (yang mungkin benar-benar mungkin) lebih mengharapkan kehadiran orang lain selain aku. Hiks..Hiks...
Pathetic actually. Menyandarkan emosi pada penerimaan orang lain ke kita. I've been there for years. Jadi berhubung di semangat baru, ayo pegang prinsip yang baru!!
Jadi hari ini, ketika si pelupa itu ngomong lagi, "Nanti kalau sudah lulus ngelamar ke sini lagi aja..." dengan nada manis. Aku... tetep stay cool sambil bilang dengan nada bercanda, "Ngga mau ah...Habis ada .....(nama si pelupa itu) sih...Hehehehehehehe...
*gotta go, mo nonton HYD =P
03 Mei 2009
Si Hebat yang tidak ber Ambisi
Setelah kemarin baca buku karangan Elizabeth Gilbert, Eat, Pray, and Love, jadi tertarik untuk baca buku biografi. Ng...Sebenarnya ngga gitu juga sih..bingung aja mau pinjam buku apa, jadilah pilihan jatuh pada yang ini.
Biografi Wimar Witoelar, ditulis oleh Fira Basuki. Tertarik karena di sampul belakang ada review dari Dewi Lestari. Terus yang nulis Fira Basuki, dan setelah itu, baru ngeh...Oh ternyata si WW (begitu dia akrab disapa) ini pernah jadi juru bicara presiden zaman Gus Dur.
Berangkat dari kisah perkenalan Fira Basuki dan WW, kemudian tercetus ide untuk menulis sebuah biografi WW yang ringan dan menarik untuk dibaca. Fira Basuki kemudian mengikuti ke manapun WW pergi, dan memperkenalkan kita kepada sosok WW melalui tulisannya.
WW itu orang hebat, menurutku dan ribuan orang lainnya di seluruh dunia. Ngga salah, seluruh dunia. Sepak terjang WW sebelum, selama, dan setelah menjadi jubir presiden selalu menjadi perhatian dunia internasional. Jadi mungkin aku saja yang kuper karena cuma mengenal sosok WW yang gendut nan kribo..
Apa yang membuat dia hebat??
Karena WW menjalani prinsip hidup apa adanya, dan selalu berusaha di pihak yang netral.
I envy him for he always opinion about anything, since I prefer don't care or don't know or just think the same as everybody.
Juga karena dia kenal semua orang, bersikap ramah ke semua orang, dan memberi perhatian lebih kepada mereka.
Dia suka menolong. Tanpa pamrih dan bukan demi publikasi. Langka ini...
Dia selalu bisa membuat orang tertawa bahkan membahas topik sensitif.
Dia berani berpendapat, namun juga menghormati pendapat orang lain.
Dia tidak mengejar jabatan. Walaupun kalau dia yang jadi capres, pasti dia yang aku pilih. Siapa lagi capres yang punya blog??
Itu beberapa hal yang aku tangkap saat membaca bukunya, dan membaca blognya di sini. Rasanya ingin ikutan kenalan dan bertukar pikiran. Mungkin...jiwa mudanya bisa mengerti dan membimbing si anak hilang ini...Hehehehehe...
Biografi Wimar Witoelar, ditulis oleh Fira Basuki. Tertarik karena di sampul belakang ada review dari Dewi Lestari. Terus yang nulis Fira Basuki, dan setelah itu, baru ngeh...Oh ternyata si WW (begitu dia akrab disapa) ini pernah jadi juru bicara presiden zaman Gus Dur.
Berangkat dari kisah perkenalan Fira Basuki dan WW, kemudian tercetus ide untuk menulis sebuah biografi WW yang ringan dan menarik untuk dibaca. Fira Basuki kemudian mengikuti ke manapun WW pergi, dan memperkenalkan kita kepada sosok WW melalui tulisannya.
WW itu orang hebat, menurutku dan ribuan orang lainnya di seluruh dunia. Ngga salah, seluruh dunia. Sepak terjang WW sebelum, selama, dan setelah menjadi jubir presiden selalu menjadi perhatian dunia internasional. Jadi mungkin aku saja yang kuper karena cuma mengenal sosok WW yang gendut nan kribo..
Apa yang membuat dia hebat??
Karena WW menjalani prinsip hidup apa adanya, dan selalu berusaha di pihak yang netral.
I envy him for he always opinion about anything, since I prefer don't care or don't know or just think the same as everybody.
Juga karena dia kenal semua orang, bersikap ramah ke semua orang, dan memberi perhatian lebih kepada mereka.
Dia suka menolong. Tanpa pamrih dan bukan demi publikasi. Langka ini...
Dia selalu bisa membuat orang tertawa bahkan membahas topik sensitif.
Dia berani berpendapat, namun juga menghormati pendapat orang lain.
Dia tidak mengejar jabatan. Walaupun kalau dia yang jadi capres, pasti dia yang aku pilih. Siapa lagi capres yang punya blog??
Itu beberapa hal yang aku tangkap saat membaca bukunya, dan membaca blognya di sini. Rasanya ingin ikutan kenalan dan bertukar pikiran. Mungkin...jiwa mudanya bisa mengerti dan membimbing si anak hilang ini...Hehehehehe...
Gonjang ganjing...
Hehehehehehe.....
Setelah beberapa posting sebelumnya ngomongin hal yang sama, soal diriku yang stres, sedih, tersesat, dan lain-lainnya...Lama-lama saya juga bosan. Hahahahaha...Jadi kuawali postingan kali ini dengan sedikit tertawa, tentunya plus tersenyum sambil mengetik ini.
Kenapaaa????
Pertanyaan itu terus mengusik sebenarnya belakangan ini. Kenapa harus sedih? Kenapa harus bingung? Kenapa ngga dikerjain? Kenapa juga dulu mau begitu?? Dan kenapa harus ngomong ini itu??
Akhirnya karena kebanyakan mikir, kebanyakan ngelamun, dan nunggu arahan orang lain, rasanya jadi jalan di tempat. Ih...cape deh... Padahal diam di tempat itu hal terakhiiirrr banget yang aku harapkan terjadi di hidup aku.
Karena teman-teman, sekalinya aku diam, mengerjakan hal yang sama tanpa tujuan, di titik itu juga aku akan kembali mengulang ke-desperate-an "mau jadi apa aku ini??" Shit...
Juga teman-teman, saat mau belajar tentang sesuatu, pastikan belajar dari ahlinya!!! Bimbingan yang tepat akan membuat Anda menjadi hebat, bimbingan yang salah...seperti yang kulakukan seminggu kemarin, ngalor ngidul...stuck di tempat yang sama,terus melakukan pengulangan yang tidak perlu andai ada supervisi yang tepat, dan jadi benci pada dunia..damn....I just want to quick all those mess soon.
Dan aku baru sadar bahwa kemarahan itu perlu. Keterusikan dalam diri perlu disalurkan, ya lewat kemarahan itu. Karena kalau ngga, ya jadilah di desperate girl ini. Yang mencari-cari kesalahan diri, padahal sebenarnya kan mungkin bukan cuma aku yang salah.
Ada teman psikolog yang bisa "baca" yang pernah bilang, kalau aku masuk tempat baru, aku jadi jaim, ngga percaya diri, padahal mungkin sebenarnya aku mampu. Walah...ini teman kok hebat bener, kok tahu??? Hahahaha....Tapi betul itu, setiap kali masuk lingkungan baru, punya teman baru, ujung-ujungnya jaim dulu, sok manis, sok baik, ugh....aku aja eneg sama diri sendiri...walaupun sebenarnya memang manis dan baik. Hahahahahaha.....
Tapi...Let's get over it. Mungkin sekarang ini aku belum menemukan karakter diri, atau istilah bekennya -- aktualisasi diri-- Agak telat juga karena seharusnya yang beginian ini problema pas remaja (atau ngga??) =P Secara sekarang udah dewasa muda gitu lhooo....hehehehe... Tapi biarpun begitu, kan aku masih mencari si Aku ini. Ngga mau donk, sampe umur 50 tahun tetep cengeng mikirin ini itu ini itu yang sebenernya sepele.
Hampir setahun, hidup kaya lagi kena topan, kena badai. Kadang-kadang...matahari bersinar cerah. Tapi habis itu, jatuh lagi ke dasar laut. Ngga enak punya perasaan naik turun. Dan kalau udah begitu, menyalahkan diri sendiri lagi...makin ngga enak kan.
Tapi yang namanya pencarian itu kan proses ya Bapak dan Ibu. Mesti mencicipi jatuh bangun dulu sebelum mencapai tujuan. Supaya ilmunya dapet kan...Hehehehe...Jadi maafkanlah kalau nanti akan ada postingan yang aneh-aneh itu lagi...Secara sebenarnya aku memang paling kreatif kalau lagi sedih dan bonyok...Kalau ngga....bingung...hahahahaha.....
Setelah beberapa posting sebelumnya ngomongin hal yang sama, soal diriku yang stres, sedih, tersesat, dan lain-lainnya...Lama-lama saya juga bosan. Hahahahaha...Jadi kuawali postingan kali ini dengan sedikit tertawa, tentunya plus tersenyum sambil mengetik ini.
Kenapaaa????
Pertanyaan itu terus mengusik sebenarnya belakangan ini. Kenapa harus sedih? Kenapa harus bingung? Kenapa ngga dikerjain? Kenapa juga dulu mau begitu?? Dan kenapa harus ngomong ini itu??
Akhirnya karena kebanyakan mikir, kebanyakan ngelamun, dan nunggu arahan orang lain, rasanya jadi jalan di tempat. Ih...cape deh... Padahal diam di tempat itu hal terakhiiirrr banget yang aku harapkan terjadi di hidup aku.
Karena teman-teman, sekalinya aku diam, mengerjakan hal yang sama tanpa tujuan, di titik itu juga aku akan kembali mengulang ke-desperate-an "mau jadi apa aku ini??" Shit...
Juga teman-teman, saat mau belajar tentang sesuatu, pastikan belajar dari ahlinya!!! Bimbingan yang tepat akan membuat Anda menjadi hebat, bimbingan yang salah...seperti yang kulakukan seminggu kemarin, ngalor ngidul...stuck di tempat yang sama,terus melakukan pengulangan yang tidak perlu andai ada supervisi yang tepat, dan jadi benci pada dunia..damn....I just want to quick all those mess soon.
Dan aku baru sadar bahwa kemarahan itu perlu. Keterusikan dalam diri perlu disalurkan, ya lewat kemarahan itu. Karena kalau ngga, ya jadilah di desperate girl ini. Yang mencari-cari kesalahan diri, padahal sebenarnya kan mungkin bukan cuma aku yang salah.
Ada teman psikolog yang bisa "baca" yang pernah bilang, kalau aku masuk tempat baru, aku jadi jaim, ngga percaya diri, padahal mungkin sebenarnya aku mampu. Walah...ini teman kok hebat bener, kok tahu??? Hahahaha....Tapi betul itu, setiap kali masuk lingkungan baru, punya teman baru, ujung-ujungnya jaim dulu, sok manis, sok baik, ugh....aku aja eneg sama diri sendiri...walaupun sebenarnya memang manis dan baik. Hahahahahaha.....
Tapi...Let's get over it. Mungkin sekarang ini aku belum menemukan karakter diri, atau istilah bekennya -- aktualisasi diri-- Agak telat juga karena seharusnya yang beginian ini problema pas remaja (atau ngga??) =P Secara sekarang udah dewasa muda gitu lhooo....hehehehe... Tapi biarpun begitu, kan aku masih mencari si Aku ini. Ngga mau donk, sampe umur 50 tahun tetep cengeng mikirin ini itu ini itu yang sebenernya sepele.
Hampir setahun, hidup kaya lagi kena topan, kena badai. Kadang-kadang...matahari bersinar cerah. Tapi habis itu, jatuh lagi ke dasar laut. Ngga enak punya perasaan naik turun. Dan kalau udah begitu, menyalahkan diri sendiri lagi...makin ngga enak kan.
Tapi yang namanya pencarian itu kan proses ya Bapak dan Ibu. Mesti mencicipi jatuh bangun dulu sebelum mencapai tujuan. Supaya ilmunya dapet kan...Hehehehe...Jadi maafkanlah kalau nanti akan ada postingan yang aneh-aneh itu lagi...Secara sebenarnya aku memang paling kreatif kalau lagi sedih dan bonyok...Kalau ngga....bingung...hahahahaha.....
Langganan:
Postingan (Atom)